Komisi X DPR Sentil Kwarcab Yogya Gegara Kasus Tepuk 'No Kafir'

di copas dari : http://www.beritaterheboh.com/2020/01/komisi-x-dpr-sentil-kwarcab-yogya.html
Beritaterheboh.com - Pembina pramuka di Yogyakarta bikin geger karena mengajarkan tepuk dan yel-yel pramuka 'No Kafir'. Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf meminta Kwarcab untuk menelusuri peristiwa tersebut.

"Harus ditelusuri dulu itu pembina dari mana, tanggung jawab dari Kwarcabnya di sana. Karena menyalahgunakan program Pramuka." ujar Dede saat dihubungi, Senin (13/1/2020).

Dede mengatakan, Kwarcab dan Majelis Pembimbing Gugus (Mabigus) harus memberikan teguran kepada pembina yang bersangkutan. "Saya rasa Kwarcab dan kepala sekolah sebagai Mabigus, bisa memberikan teguran kepada pembina itu jika memang terjadi demikian," tuturnya.

Politikus Demokrat yang juga merupakan Wakil Ketua Kwartir Nasional dan Ketua Kwarda Jawa Barat itu menuturkan, dalam Pramuka tidak diajarkan tepuk Pramuka 'No Kafir'. Menurut Dede, Pramuka merupakan Bhineka Tunggal Ika dan mengajarkan bela bangsa hingga patriotisme.

"Di Pramuka nggak ada ya tepuk seperti itu, karena Pramuka jelas Bhinneka Tunggal Ika," kata Dede.

"Kalau di Pramuka kita bicara NKRI, bela bangsa, Pancasila dan Patriotisme," sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang peserta KML Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta mengajarkan tepuk pramuka saat melangsungkan praktik di SD N Timuran, Kota Yogyakarta, Jumat (10/1) lalu. Peristiwa ini diungkap oleh salah seorang wali murid SD N Timuran berinisial K.

Menurut K, praktik KML itu awalnya berjalan normal. Namun tetiba muncul salah seorang pembina Pramuka putri asal Kabupaten Gunungkidul mengajarkan tepuk yang disematkan yel-yel rasis.

"Saya kaget karena di akhir tepuk kok ada yel-yel 'Islam Islam Yes, Kafir Kafir No'," terang K lewat pesan singkat kepada detikcom.


Mendengar itu, K langsung melayangkan protes ke pembina senior di SDN Timuran Kota Yogyakarta. Dia keberatan sebab materi yel-yel itu jelas mencederai kebhinnekaan.

Menanggapi hal ini, Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta menyatakan permintaan maaf. Serta akan memanggil pembina tersebut untuk dimintai klarifikasi.(detik.com)